Praktis ilmu Kimia Organik Bahan alam mempelajari metabolit, baik itu metabolit primer maupun sekunder. Kebanyakan senyawa yang dikaji ilmu Kimia Organik Bahan Alam berasal dari tumbuhan, oleh sebab penelitian pada hewan sering terhalang oleh segi moral.
Ilmu kimia bahan alam berawal dari
keingintahuan orang tentang bau, rasa, warna, penyembuhan penyakit,
dsb. Perhatian orang tentang tumbuhan obat, keracunan makanan, dan
bahaya lain telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Ekstrak atau
sari tumbuhan dan hewan yang beracun telah digunakan untuk berburu sejak
beberapa ribu tahun yang lalu. Di Indonesia lateks dari tumbuhan upas Antiaris toxicaria telah lama digunakan sebagai racun anak panah. Begitu pula, selama berabad-bad, kulit kina Cinchona officinalis
telah digunakan untuk penyakit malaria. Kegunaan traditional sumber
hayati segera diikuti oleh isolasi senyawa bioaktif, seperti kuinin yang
bersifat anti-malaria dari kulit kina, asam salisilat sebagai obat
nyeri dari Gaultheria procumbens, diikuti oleh sintesis asam
asetilsalisilat atau aspirin sebagai obat nyeri yang lebih baik.
Selanjutnya, cara kerja aspirin sebagai obat antiinflamasi, karena
menghambat biosintesis prostaglandin yang mempunyai berbagai macam
bioaktivitas ditemukan pula pada cairan seminal manusia. Akhirnya
struktur molekul prostaglandin dapat pula diungkapkan.
Senyawa organic bahan alam adalah senyawa organic yang merupakan hasil prosesmetabolisme dalam organism hidup. Senyawa dari jenis ini disebut juga metabolit. Secarasistematik, penyelidikan dalam bidang ini sudah dimulai sejak 200 tahun yang lalu. Padaakhir abad ke-18, Scheele misalnya telah mengekstraksi beberapa senyawa okganik sederhana dari sumbernya, baik dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan, antara lain, gliserol,asam oksalat, asam laktat dan asam sitrat. Pada tahun 1806, Serturner memperoleh morfindari opium dan 15 tahun kemudian Pelletier dan Caventou telah dapat mengisolasi striknin, brusin, kuinin, sinkonin, dan kafein. Senyawa-senyawa tersebut merupakan bahan alam yang dapat diisolasi untuk pertama kali dalam keadaan murni . Setelah itu, isolasi bahan alam berkembang makin lama makin pesat, terutama setelah penemuan teknik dan instrument yang makin mutakhir.
Pertumbuhan kimia bahan alam yang semula
terfokus pada isolasi senyawa yang mudah diperoleh mengalami
pertumbuhan yang pesat dalam aspek penetapan struktur, didorong oleh
kemajuan dalam instrumentasi, dengan ditemukannya teknik-teknik
pemisahan kromatografi dan teknik-teknik spektroskopi ultra violet (uv),
infra merah (ir),resonansi magnet inti (nmr), massa (ms), dan
kristalografi sinar-X, serta sintesis. Memasuki milenium ke-3 penentuan
struktur dan sintesis seperti penisilin, striknin,klorofil, vitamin B12,
hemoglobin, dll. Telah merupakan hal rutin. Pertumbuhan selanjutnya
bergeser dan terfokus pula aspek-aspek struktur dan mekanisme interaksi
ligan-reseptor biopolimer berlandaskan struktur molekul yang pasti dalam
rangka memahami biosintesis dan bioaktivitas. Pengetahuan tentang
struktur pada tingkat molekuler mencerminkan sifat-sifat dan fungsi, dan
terungkapnya korelasi tersebut membuka tantangan baru untuk menjelaskan
dan mensistesis sistem kimia yang kompleks. Jadi, pengetahuan kimia
bahan alam yang sangat penting ini mewujudkan berbagai harapan dan
kemungkinan baru.
Pada saat ini di Indonesia ilmu kimia
bahan alam adalah salah satu bidang kimia terkuat. Banyak ilmuwan
Indonesia sedang melakukan penelitian yang berhubungan dengan berbagai
aspek struktur, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan yang berkecimpung
dalam bidang sintesis dan bioorganik.